KESAKSIAN DAUN KELOR - Assalamu'alaikum sahabat Ukhti Sofia di manapun sahabat berada. Selamat datang usahabat semua di Blogini. Oke, artikel yang sedang sahabat baca saat ini berjudul KESAKSIAN DAUN KELOR, artikel ini ditulis dengan penuh perasaan, dan semoga sahabat semua dapat memahami informasi yang disajikan di dalamnya. Oh iya, kata kunci untuk memahami isi artikel ini adalah selamat membaca.
Judul : KESAKSIAN DAUN KELOR
link : KESAKSIAN DAUN KELOR
Keadaan dua tahun lalu itu mendorong Sumartini memeriksakan diri ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Airmadidi, Manado, Sulawesi Utara. Biang keladi mudah lemasnya tubuh perempuan yang saat itu berusia 59 tahun akhirnya terkuak. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Maria Sumartini positif diabetes mellitus. Kadar gula darah 384 mg/ml; kadar gula sewaktu normal, 120 mg/dl.
Daun kelor
Menurut dokter di Rumahsakit Pusat Pertamina Jakarta, dr Asep Saepul Rohmat SpPD, diabetes mellitus terjadi karena adanya kenaikan gula darah dalam pankreas. Kenaikan itu akibat gangguan metabolisme secara kronis produksi insulin dalam pankreas yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. ‘Insulin diproduksi tubuh sesuai kebutuhan dan asupan makanan,’ kata dr Asep.
Insulin berguna untuk memasukkan kadar gula darah ke dalam sel tubuh. Penderita diabetes mellitus biasanya mengalami proses produksi insulin yang berkurang dan fungsi insulin yang menurun. Untuk mengatasi diabetes mellitus, dokter di Puskesmas pun memberikan 2 jenis obat. Sumartini mengonsumsi obat itu 3 kali setiap hari. Hasilnya kadar gula darah Sumartini memang turun menjadi 260 mg/dl sebulan kemudian.
Meski demikian, ia tetap rutin mengonsumsi obat dari dokter, memeriksa kadar gula darah 30 hari berselang, dan hasilnya tetap, kadar gula darah di atas normal. Itulah sebabnya ia memenuhi saran anak pertamanya di Timika, Provinsi Papua, untuk mengonsumsi rebusan daun kelor. Pada awal 2010 Maria Sumartini mulai merebus segenggam daun kelor dalam 3 gelas air hingga mendidih, dan tersisa 1 gelas. Air rebusan daun Moringa oleifera itu ia minum sekaligus. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari.
Sepekan pertama mengonsumsi, ia lebih bugar. Lelah dan lemas menghilang. ‘Tubuh terasa enteng dan segar,’ kata Sumartini. Sebulan rutin minum rebusan daun kelor, hasilnya menggembirakan. Kadar gula darah Sumartini turun menjadi 195 ml/dl. Pada bulan-bulan berikutnya ia tak lagi merebus daun anggota famili Moringaceae itu, tapi mengonsumsi 2 kapsul ekstraksi daun 3 kali sehari.
Maria Sumartini rutin memeriksakan kadar gula darah setiap bulan. Pengecekan terakhir pada pertengahan Januari 2011, kadar gula Sumartini 145 mg/dl. Selama ia disiplin mengonsumsi kapsul daun kelor, kadar gula darahnya selalu di bawah 200 ml/dl. Perempuan 62 tahun itu memang menjalankan gaya hidup sehat seperti meninggalkan kebiasaan menyeruput segelas teh manis dengan gula biasa. Ia selalu menggunakan gula khusus bagi penderita diabetes.
Setara glibenklamid
Sumartini kini merasa fit sehingga dapat mengunjungi sanak-saudaranya di berbagai daerah hingga ke Papua. Bagaimana duduk perkara kelor membantu menormalkan kadar gula? Para herbalis jarang meresepkan kelor kepada para pasien diabetes. Herbalis di Depok, Jawa Barat, Mahendra, lebih sering meresepkan brotowali, ciplukan, mimba, dan sambiloto untuk mengatasi penyakit itu. Menurut Mahendra kelor bisa membantu penyembuhan radang sendi dan nafsu makan.
Produsen herbal di Malang, Jawa Timur, Muslihudin, mengatakan daun kelor mengandung nutrisi lengkap yang tidak dimiliki oleh tanaman lainnya. ‘Selain untuk menjaga kesehatan, banyak penelitian di India yang membuktikan khasiat kelor sebagai antidiabetes,’ kata Muslihudin. Peneliti di Jhunjhunwala College, Mumbai, India, Dr Daoo Jayeshree, membuktikan daun kelor memberikan efek signifikan untuk mengatasi diabetes mellitus.
Ia menginduksi tikus dengan 45 mg intraperitoneal tunggal sereptozotocin per kg bobot badan sehingga mengidap diabetes. Kemudian Jayeshree memberikan 300 mg ekstrak daun kelor per kg bobot badan selama 35 hari secara oral. Hasilnya ekstrak daun kelor sebanding dengan pemberian 5 mg glibenklamid per kg bobot badan. Glibenklamid berfungsi meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. (Endah Kurnia Wirawati)
Sahabat telah membaca artikel berjudul KESAKSIAN DAUN KELOR dengan alamat link https://ukhtisofia.blogspot.com/2015/02/kesaksian-daun-kelor.html
Judul : KESAKSIAN DAUN KELOR
link : KESAKSIAN DAUN KELOR
Rekomendasi Bacaan
KESAKSIAN DAUN KELOR
Kesaksian Penderita diabetes sembuh dengan daun kelor
Berdasarkan temuan dari wartawan Trubus yang dibuat pada TRUBUS, No. 501/XLII, Agustus 2011 tentang pasien diabetes sembuh dengan daun kelor .
Maria Sumartini merasa bagai tanpa tulang, mudah letih. Membereskan pekerjaan rumah sebentar saja, ia cepat lelah. Oleh karena itu ia lebih sering duduk beristirahat daripada mengerjakan pekerjaan rumah. ‘Pekerjaan rumah memang tetap bisa diselesaikan, tapi jika rasa capai datang, mau tidak mau harus menghentikan kegiatan dan beristirahat,’ kata Sumartini.
Keadaan dua tahun lalu itu mendorong Sumartini memeriksakan diri ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Airmadidi, Manado, Sulawesi Utara. Biang keladi mudah lemasnya tubuh perempuan yang saat itu berusia 59 tahun akhirnya terkuak. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Maria Sumartini positif diabetes mellitus. Kadar gula darah 384 mg/ml; kadar gula sewaktu normal, 120 mg/dl.
Daun kelor
Menurut dokter di Rumahsakit Pusat Pertamina Jakarta, dr Asep Saepul Rohmat SpPD, diabetes mellitus terjadi karena adanya kenaikan gula darah dalam pankreas. Kenaikan itu akibat gangguan metabolisme secara kronis produksi insulin dalam pankreas yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. ‘Insulin diproduksi tubuh sesuai kebutuhan dan asupan makanan,’ kata dr Asep.
Insulin berguna untuk memasukkan kadar gula darah ke dalam sel tubuh. Penderita diabetes mellitus biasanya mengalami proses produksi insulin yang berkurang dan fungsi insulin yang menurun. Untuk mengatasi diabetes mellitus, dokter di Puskesmas pun memberikan 2 jenis obat. Sumartini mengonsumsi obat itu 3 kali setiap hari. Hasilnya kadar gula darah Sumartini memang turun menjadi 260 mg/dl sebulan kemudian.
Meski demikian, ia tetap rutin mengonsumsi obat dari dokter, memeriksa kadar gula darah 30 hari berselang, dan hasilnya tetap, kadar gula darah di atas normal. Itulah sebabnya ia memenuhi saran anak pertamanya di Timika, Provinsi Papua, untuk mengonsumsi rebusan daun kelor. Pada awal 2010 Maria Sumartini mulai merebus segenggam daun kelor dalam 3 gelas air hingga mendidih, dan tersisa 1 gelas. Air rebusan daun Moringa oleifera itu ia minum sekaligus. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari.
Sepekan pertama mengonsumsi, ia lebih bugar. Lelah dan lemas menghilang. ‘Tubuh terasa enteng dan segar,’ kata Sumartini. Sebulan rutin minum rebusan daun kelor, hasilnya menggembirakan. Kadar gula darah Sumartini turun menjadi 195 ml/dl. Pada bulan-bulan berikutnya ia tak lagi merebus daun anggota famili Moringaceae itu, tapi mengonsumsi 2 kapsul ekstraksi daun 3 kali sehari.
Maria Sumartini rutin memeriksakan kadar gula darah setiap bulan. Pengecekan terakhir pada pertengahan Januari 2011, kadar gula Sumartini 145 mg/dl. Selama ia disiplin mengonsumsi kapsul daun kelor, kadar gula darahnya selalu di bawah 200 ml/dl. Perempuan 62 tahun itu memang menjalankan gaya hidup sehat seperti meninggalkan kebiasaan menyeruput segelas teh manis dengan gula biasa. Ia selalu menggunakan gula khusus bagi penderita diabetes.
Setara glibenklamid
Sumartini kini merasa fit sehingga dapat mengunjungi sanak-saudaranya di berbagai daerah hingga ke Papua. Bagaimana duduk perkara kelor membantu menormalkan kadar gula? Para herbalis jarang meresepkan kelor kepada para pasien diabetes. Herbalis di Depok, Jawa Barat, Mahendra, lebih sering meresepkan brotowali, ciplukan, mimba, dan sambiloto untuk mengatasi penyakit itu. Menurut Mahendra kelor bisa membantu penyembuhan radang sendi dan nafsu makan.
Produsen herbal di Malang, Jawa Timur, Muslihudin, mengatakan daun kelor mengandung nutrisi lengkap yang tidak dimiliki oleh tanaman lainnya. ‘Selain untuk menjaga kesehatan, banyak penelitian di India yang membuktikan khasiat kelor sebagai antidiabetes,’ kata Muslihudin. Peneliti di Jhunjhunwala College, Mumbai, India, Dr Daoo Jayeshree, membuktikan daun kelor memberikan efek signifikan untuk mengatasi diabetes mellitus.
Ia menginduksi tikus dengan 45 mg intraperitoneal tunggal sereptozotocin per kg bobot badan sehingga mengidap diabetes. Kemudian Jayeshree memberikan 300 mg ekstrak daun kelor per kg bobot badan selama 35 hari secara oral. Hasilnya ekstrak daun kelor sebanding dengan pemberian 5 mg glibenklamid per kg bobot badan. Glibenklamid berfungsi meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. (Endah Kurnia Wirawati)
Demikianlah artikel yang berjudul KESAKSIAN DAUN KELOR
Terima kasih telah membaca artikel KESAKSIAN DAUN KELOR kali ini, semoga dapat memberi manfaat untuk sahabat semua. Akhir kata, sampai jumpa di postingan artikel lainnya. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Sahabat telah membaca artikel berjudul KESAKSIAN DAUN KELOR dengan alamat link https://ukhtisofia.blogspot.com/2015/02/kesaksian-daun-kelor.html
Advertisement
EmoticonEmoticon